An, akhir2 ini sering gue ketemu orang-orang dengan sikap egois mereka. Terkesan keras kepala kadang. Disindir-sindir pun gak ada baiknya. Gue suka kesel sendiri dan pengen maki-maki langsung. Tapi gue paling tau dia, kalo sudah begini maunya melunjak dan tak sabaran.
An, gue belajar dewasa sejak hari-hari pertama menjadi gadis 17 tahun. Gue tetep anak perempuan ayah yang manja setelah itu. Kemauan keras tetapi bukan keras kepala. Ibu suka bilang "pembantah". Tapi kalo gue artikan, itu hanya perbedaan pendapat. Kita dari dua intra-generasi yang berbeda. Wajar saja, dasar pemikiran kita menyimpang satu sama lain. Menyimpang bukan berarti tidak tau aturan. Hanya prosesnya sedikit berbeda, tujuan kita sama. SUKSES !!
An, lo masih inget kita belajar tersenyum ketika cobaan di depan mata. Kita yakin ianya tiba, dan kita berbohong sebagaimana keteraturan. Seperti rencana kita. Demikian arti ujung simpul senyum pahit itu, hanya kita yang tau, An.
Gue pengen ngobrol banyak sama lo, lewat udara. Karena kita bercerita tidak dengan bahasa. Bukan begitu?! Namun senyum yang melengking. Menciptakan hangat dan mesra. Harmoni, gue bilang.
Dari Harry Dharsono gue kutip kalimatnya, "Harus selalu memperbaiki diri. Do something dan bekerja membantu orang lain". Gue belajar hidup dengan proses yang cukup rumit, An. Keterbatasan rentangan sayap gue belum cukup kuat untuk terbang terlalu membabi-buta. Tapi kata lo, gue bisa. Innama a'maluu binniyat..
Namanya Cahaya, An. Gue bantu dia keluar dari masalah ini. Menjadi pribadi yang bebas dan berhenti mengutuk orang lain. Dia bukan Tuhan, hanya manusia biasa yang diberkahi otak. Hatinya terbelenggu sudah lama. Tak bisa berfikir normal ketika tersudut kebencian. An, lo juga bantu dia. Ini tugas lo, kan?! An.. An.. Lo hilang.. .. ..
691-08-01 Desa Kiara Condo
0507'10
No comments:
Post a Comment